Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan memiliki batang yang berongga, kedap air dan menyebar dengan sistim akar rizoma. Bambu ber-rumpun (clumping) umumnya berasal dari kawasan tropis seperti Indonesia, Burma, Brazil, Columbia, India dan Selatan Cina. Beberapa jenis bambu yang tumbuh di Himalaya dan Andes merupakan rumpun yang tumbuh di iklim sedang yang dapat tumbuh baik di daerah dingin. Bambu merambat (running) umumnya berasal dari iklim sejuk seperti Jepang, Cina Utara, Siberia dan Amerika Utara. Bambu dapat berupak semak, dengan ukuran 3 meter hingga pohon besar dengan tinggi 30 meter.
Seperti kebanyakan rerumputan, bambu tumbuh dan berbunga, menghasilkan biji dan mati. Karena bambu sangat jarang berbunga, biasanya dikembangbiakkan secara vegetatif. Bambu jenis menjalar, biasanya dikembangkan dengan potongan rizomanya. Sedangkan bambu rumpun biasanya dikembangbiakkan dengan potongan batang bambu yang menyertakan ruas yang memiliki bakal tunas. Cabang tunas ini nantinya akan membantuk akar dan menghasilkan rizoma dan batang bambu baru.
bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa ketika bambu dipanen, bambu akan tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem. Tidak seperti pohon, batang bambu muncul dari permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan). Selama beberapa bulan tersebut, setiap tunas yang muncul akan tumbuh vertikal tanpa menumbuhkan cabang hingga usia kematangan dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari node dan daun muncul.
Pada tahun berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan mengeras. Pada tahun ketiga, batang semakin mengeras. Hingga tahun ke lima, jamur dapat tumbuh di bagian luar batang dan menembus hingga ke dalam dan membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan (tergantung pada spesies), pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk dna runtuh. Hal ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia antara tiga hingga tujuh tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya setelah tahun pertama, dan bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh tunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
Kekuatan struktur dan kerasnya batang bambu disebabkan oleh serat dan lignin tracheid yang dimilikinya, yang terdiri atas selulosa. Selain itu batang bambu juga banyak mengandung silica (5%). Meskipun batang bambu bukan merupakan “pohon” sejati, namun bisa sangat keras karena kandungan silica dan ligninnya.
Bagian ini berisi informasi tentang jenis-jenis dan spesies bambu. Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik. Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), transportasi, pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.
Meski memiliki banyak spesies dan dulu tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan oleh konversi lahan menjadi daerah pemukiman.