Belimbing adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Pohon ini memiliki daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50 cm, bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan. Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh lebah.
Sedangkan buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam.
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Pengolahan tanah merupakan langkah awal sebelum melakukan tahapan-tahapan yang lainnya, hal ini dimaksudkan supaya lahan lebih gembur, membersihkan gulma, dan memperbaiki aerasi tanah supaya lebih subur.
1. Persyaratan Benih dan Bibit
Bibit diusahan berasal dari varietas unggul, bibit yang akan di tanam merupakan hasil dari perbanyakan secara vegetative, misalnya dengan okulasi dan sambung pucuk, mulus, tidak cacat dan tidak bercampur dengan varietas lain, dan tentunya harus bebas dari penyakit.
Varietas unggul memiliki ciri seperi, buahnya bermutu tinggi, manis rasanya, produksinya tinggi, mampu beradaptasi di lokasi baru, tahan stress dan tahan terhadap penyakit.
2. Penyiapan Benih
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan dan enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif).
Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut :
Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut :
Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut :
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemberantasan gulma, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Untuk penyiraman dilakukan setiap hari, apalagi pada musim kemarau intensita penyiraman bisa dilakukan pagi dan sore hari.
Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali. Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang terserang parah, perbaikan drainase tanah dan penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yang dianjurkan.
1. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman perlu diberi pengairan dan disiram. Untuk penyiraman dilakukan setiap hari, apalagi pada musim kemarau intensitas penyiraman bisa dilakukan pagi dan sore hari.
2. Waktu Penyemprotan Pestisida
Sebagai pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, misalnya dengan Thamaron Super yang takarannya disesuaikan dengan dosis yang tertera pada kemasan.
Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah bunga mekar.
Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.