Kebanyakan makanan gorengan menggunakan banyak minyak untuk menggorengnya. Sering kali masih banyak minyak yang tersisa. Tak jarang, minyak sisa ini digunakan kembali untuk menggoreng atau memasak makanan lainnya dengan alasan penghematan. Namun, seberapa kalikah minyak goreng dapat digunakan kembali untuk menggoreng? Hal ini tentu saja terkait dengan kesehatan yang semakin lama masyarakat semakin menyadarinya.
Saat penggorengan dilakukan, ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tak jenuh akan putus membentuk asam lemak jenuh. Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuhnya.
Setelah penggorengan berkali-kali, asam lemak yang terkandung dalam minyak akan semakin jenuh. Dengan demikian minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat disebut minyak jelantah. Penggunaan minyak berkali-kali akan membuat ikatan rangkap minyak teroksidasi membentuk gugus peroksida dan monomer siklik, minyak yang seperti ini dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi kesehatan.
Sedangkan minyak goreng yang baik adalah yang masih baru dan berwarna kuning jernih. Pemakaiannya dibatasi hingga 2-3 kali penggorengan, tentunya tergantung jenis makan yang digoreng. Jika dalam dua kali menggoreng minyak sudah kotor dan berwarna lebih gelap, sebaiknya tidak digunakan lagi. Jika kondisi minyak masih baik walaupun ada sisa bahan makanan yang tidak terangkat, masih bisa digunakan dengan disaring terlebih dahulu selama minyak tidak berbau tengik.
Berikut beberapa tips memakai minyak goreng yang aman dan masih layak pakai