Mitos dan Fakta Seputar Kafein

Mitos dan Fakta Seputar Kafein

Kafein diyakini menyebabkan kecanduan dan memicu insomnia. Karena itu, banyak orang yang menghentikan kebiasaan minum kopi mereka. Akan tetapi, hal ini tidak seratus persen benar. Untuk membantu Anda mengatur konsumsi makanan sumber kafein, berikut beberapa fakta dan mitos seputar kafein.

Picu kecanduan

Kalimat ini ada benarnya, bergantung pengertian Anda mengenai kata ‘ketergantungan’. Kafein merupakan stimulan terhadap sistem saraf pusat. Penggunaan secara teratur bisa memicu ketergantungan fisik ringan. Akan tetapi, kafein tidak mengganggu kesehatan fisik, sosial atau ekonomi Anda seperti efek obat-obat terlarang.

Jika menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba, Anda kemungkinan akan mengalami gejala-gejala selama sehari atau lebih, khususnya jika Anda terbiasa mengonsumi dua cangkir kopi atau lebih per hari. Gejala tersebut termasuk:

  1. Sakit kepala
  2. Kelelahan
  3. Kecemasan
  4. Mudah marah
  5. Gangguan mood
  6. Sulit konsentrasi

Berhenti menggunakan kafein akan membuat Anda merasa menjalani hari yang buruk selama beberapa hari. Akan tetapi, kafein tidak menyebabkan perilaku berbahaya seperti penghentian penggunaan obat-obatan dan alkohol. Karena alasan ini, sebagian besar pakar sepakat bahwa kafein tidak menimbulkan kecanduan.

Picu insomnia

Tubuh menyerap dan mengeluarkan kafein dengan cepat. Dalam waktu empat hingga lima jam, setengah dari kafein yang dikonsumsi sudah akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Setelah delapan hingga 10 jam, 75 persen kafein sudah hilang.

Untuk sebagian besar orang, secangkir atau dua cangkir kopi di pagi hari tidak akan mengganggu tidur di malam hari. Pada umumnya, kopi tidak akan mengganggu tidur jika dikonsumsi paling tidak enam jam sebelum tidur. Tingkat sensitivitas Anda cenderung berbeda-beda, bergantung pada metabolisme dan jumlah kafein yang dikonsumsi.

Berbahaya bagi perempuan yang sedang berusaha hamil

Banyak studi menunjukkan bahwa kafein dalam jumlah kecil (secangkir kopi per hari) tidak mempunyai hubungan dengan gangguan pembuahan, keguguran, cacat lahir, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Kafein picu dehidrasi. Kafein akan membuat Anda ingin buang air kecil. Akan tetapi, cairan yang Anda konsumsi dalam minuman berkafein cenderung menggantikan cairan yang hilang saat Anda buang air kecil. Pada dasarnya, kafein bertindak sebagai diuretik ringan, tapi studi-studi, seperti diukutip situs webmd.com, menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman berkafein tidak menyebabkan dehidrasi.

Meningkatkan risiko penyakit

Kafein dalam jumlah sedang (sekitar 300 miligram/tiga cangkir kopi) tidak mengganggu kesehatan pada sebagian besar orang dewasa. Akan tetapi, beberapa orang, termasuk penderita hipertensi, lebih rentan terhadap efeknya. Berikut faktanya:

Osteoporosis

Kafein dalam kadar tinggi (lebih dari 744 miligram/hari) bisa meningkatkan jumlah kalsium dan magnesium yang hilang melalui air seni. Tapi, studi baru-baru ini menunjukkan bahwa hal tersebut tidak meningkatkan risiko penurunan kepadatan tulang, khususnya jika Anda mengonsumsi kalsium dalam jumah cukup. Anda bisa mengganti kalsium yang hilang akibat minum secangkir kopi dengan menambahkan dua sendok makan susu.

Penyakit kardiovaskular

Peningkatan detak jantung dan tekanan darah yang bersifat sementara umum dialami oleh orang-orang yang sensitif terhadap kafein. Tapi, beberapa studi menemukan bahwa kafein tidak berkaitan dengan peningkatan kolesterol, detak jantung yang tidak teratur, atau peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Jika menderita hipertensi, berkonsultasilah dengan dokter mengenai asupan kafein Anda.

Kanker

Review terhadap 13 studi yang melibatkan 20.000 partisipan menemukan bahwa tidak ada hubungan antara kanker dan kafein. Pada faktanya, kafein bahkan melindungi dari jenis kanker tertentu.

 Share & Komentar

 Artikel lainnya