Grebeg Sudiro, 31 Januari-8 Februari 2016 di Kota Solo

Grebeg Sudiro, 31 Januari-8 Februari 2016 di Kota Solo

Acara Grebeg Sudiro dengan berbagai pertunjukan kreasi seni etnis Tiong Hoa di mulai pada tanggal 31 januari - 8 februari 2016 yang bertempat di Kawasan Pasar Gedhe, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah. Anda dapat menikmati kesenian barongsai, tarian, pakaian tradisional, adat keraton juga kesenian kontemporer yang digelar di sepanjang Jalan Sudiroprajan. Arak-arakan tersebut akan berhenti di depan Klenteng Tien Kok Sie, di depan Pasar Gede.

Puncak Grebeg Sudiro pun ditandai dengan perebutan makanan dari gunungan. Tradisi rebutan didasari oleh falsafah jawa berbunyi “ora babah ora mamah”, artinya “jika tidak berusaha maka tidak makan”. Sedangkan bentuk gunung memiliki filosofi bahwa masyarakat Jawa senantiasa bersyukur pada Sang Pencipta.

Grebeg Sudiro membuktikan bahwa baik etnis Jawa dan Tionghoa hidup berdampingan dalam satu lingkungan yang diwarnai tradisi saling menghargai. Menjelang prosesi Grebeg Sudiro, kedua etnis tersebut saling bantu-membantu mempersiapkan ritual syukur bumi dan alam semesta ini.

Atraksi paling menarik dari Grebeg Sudiro adalah arak-arakan gunungan yang disusun dari ribuan kue ranjang, yaitu kue khas orang Tionghoa saat menyambut Imlek. Gunungan akan diarak di sekitar Kawasan Sudiroprajan, diikuti pawai dan kesenian Tionghoa serta Jawa. Akhir dari perayaan ini ditandai dengan nyalanya lentera atau lampion berbentuk teko yang digantung di atas gerbang Pasar Gede. Penyalaan lampion juga dilakukan di tempat lainnya di kota tersebut.

 Share & Komentar

 Artikel lainnya