Susu dan Antioksidan

Susu dan Antioksidan

Kita diingatkan tentang pola makan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari karbohidrat (nasi, ubi, jagung, gandum), protein nabati & hewani (daging, ikan, tempe, tahu), vitamin (sayuran dan buah-buahan) serta susu (yang kaya akan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral). Namun setelah dewasa seringkali kita menganggap bahwa pola makan tersebut sudah kuno dan berhenti minum susu. Mengapa? karena banyak yang beranggapan bahwa minum susu cukup sampai usia 5 tahun, skala prioritas yaitu anak yang lebih muda masih perlu minum susu dibanding dengan anak yang lebih tua.

Sesungguhnya pola makan 4 sehat 5 sempurna tak pernah ketinggalan zaman dan terbukti tetap terbaik bagi kesehatan. Karena untuk melakukan aktivitas sehari-hari tubuh kita memerlukan semua zat gizi tersebut. Pola makan tersebut sudah merupakan pola makan dengan gizi seimbang. Gizi seimbang yang dimaksud disini adalah karbohidrat 55-65%, protein 12-15%, lemak 25-30% dan sisanya adalah vitamin dan mineral. Apalagi di usia senja, tatkala fungsi-fungsi tubuh mulai menurun, bagaimana caranya agar tetap sehat ?

Tua adalah proses alami yang pasti dialami oleh setiap orang. Kulit keriput, sakit-sakitan, tumpukan lemak, dll. Sebagian orang melewati masa tua dengan kondisi tubuh yang sehat, tetapi banyak juga baru usia separuh baya sudah sakit-sakitan. Banyak juga kita temui, dalam usia yang sama, tetapi kondisi kesehatan berbeda. Selain karena faktor usia, tua juga disebabkan karena adanya radikal bebas yang berlebih dalam tubuh.

Radikal bebas (oksidan) adalah senyawa yang diproduksi oleh sel tubuh secara alami. Pembentukan radikal bebas merupakan hal yang biasa terus menerus terjadi dalam tubuh kita. Radikal bebas dilepaskan pada saat tubuh melakukan berbagai proses metabolisme tubuh. Dalam jumlah sedikit radikal bebas untuk pertahanan dan kekebalan tubuh. Jika berlebih maka radikal bebas akan mencari sel yang sehat dan kemudian mengikatnya, dan secara perlahan-lahan merusak sel tubuh, sehingga salah satu akibatnya adalah terjadinya proses penuaan dini. Inilah yang disebut dengan proses oksidasi.

Rokok dan polusi udara merupakan salah satu penyebab meningkatnya terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Oleh sebab itu diperlukan antioksidan yang merupakan senyawa yang bekerja melindungi sel dan jaringan tubuh dari radikal bebas. Antioksidan yang terpenting adalah vitamin C dan E, yang apabila bekerja secara bersama-sama akan menimbulkan efek yang maksimal dibandingkan bekerja secara sendiri-sendiri. Dalam artian, dalam mengkonsumsi kedua vitamin ini konsumsilah secara bersama-sama, agar memberikan hasil yang maksimal.

Susu sebagai salah satu sumber zat gizi penting didalamnya diperkaya juga dengan vitamin C dan E dalam jumlah yang cukup. Sehingga apabila kita mengkonsumsi susu, berarti otomatis kita juga sudah mengkonsumsi vitamin C & E sekaligus.

Beberapa fungsi vitamin C yang penting dan bukan sekedar anti sariawan adalah :

  1. Menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit, karena fungsi utamanya adalah sebagai pembentuk kolagen (substansi yang penting bagi pemeliharaan kulit dan tulang) dan merupakan unsur yang penting pembentuk sistem kekebalan tubuh.
  2. Membantu mengurangi pembentukan zat-zat karsinogenik (pembentuk sel kanker) pada perut yang berasal dari makanan yang diasapi atau dibakar.
  3. Mencegah kerusakan akibat kemoterapi, merokok dan konsumsi alkohol.

Sedangkan beberapa fungsi vitamin E yang penting lainnya adalah :

  1. Memberi oksigen pada sel serta melindungi sel dari segala macam kerusakan.
  2. Memperlambat efek penuaan.
  3. Mencegah kenaikan kadar kolesterol yang merugikan (LDL) dan meningkatkan kolesterol yang menguntungkan (HDL).
  4. Menghalangi oksidasi lemak dalam tubuh.
  5. Menanggulangi akibat buruk dari kebiasaan merokok, polusi serta stres.

Sumber :

  • Andi Hakim Nasoetion & Darwin Karyadi, tahun 1991
  • Kimia Pangan dan Gizi, FG Winarno, tahun 1995
  • Femina, Oktober 2002
  • Femina, Agustus 2006
  • Materi presentasi Dr. Samuel Oetoro, Sp. GM, tahun 2006
  • Materi presentasi, Prof. Ali Khomsan, tahun 2007
 Share & Komentar

 Artikel lainnya